Analisa Peneliti ITS Soal Gempa Tuban yang Mengguncang Sampai Surabaya

    Analisa Peneliti ITS Soal Gempa Tuban yang Mengguncang Sampai Surabaya
    Dr Ir Amien Widodo MSi, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS

    SURABAYA - Gempa bermagnitudo 6, 5 (data terakhir, red) telah mengguncang kawasan pesisir utara Jawa Timur, Jum’at (22/3) siang hingga sore tadi. Getaran yang berpusat pada 132 kilometer Timur Laut Tuban ini dirasakan hingga Surabaya, Malang, Semarang dan beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur lainnya. Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

    Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Ir Amien Widodo MSi mengatakan bahwa guncangan yang terjadi pada daerah laut itu dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa. Gempa dengan kedalaman 10 kilometer ini pun membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa.

    Menurut Amien, gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi. Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan. “Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya, ” jelasnya.

    Gempa bermagnitudo 6, 1 yang berpusat pada 132 kilometer Tuban,  Jawa Timur (sumber dari BMKG)

    Gempa bermagnitudo 6, 1 yang berpusat pada 132 kilometer Tuban, Jawa Timur (sumber dari BMKG)

    Ia pun menjelaskan bahwa pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama. “Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak, ” tutur dosen Departemen Teknik ITS itu. 

    Pakar Geologi ITS ini pun mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Maka dari itu, sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

    Hingga berita ini dirilis, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak dari gempa berskala sedang itu. Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini. “Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya, ” tuturnya mengingatkan. (HUMAS ITS)


    Reporter: Muhammad Aulia Zikra

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Ambil Keberkahan, Babinsa Koramil 0830/02...

    Artikel Berikutnya

    Hadiri Acara Sertijab Kasrem dan Para Kasi...

    Berita terkait